(Minggu Pagi, 1952) Hutang Plato dan Shakespeare Untuk Ciptaan-Ciptaannya

Hutang Plato dan Shakespeare Untuk Ciptaan-Ciptaannya

Oleh: Sawitri

 

Tuan mungkin akan tidak habis percaya bahwa Plato, dulu, pernah didagwa plagiat. Didakwa Njaplak! Hasil otak dan pikiran Plato yang hingga kini masih merupakan sumber besar dari kesusastraan. Yang sampai sekarang msih juga merupakan bahan-bahan untuk berlatih dalam logika, bahasa, seni sastra, moral, syimmetri, dan lain-lain. Ya, semua-semuanya yang hingga kini masih diperdebatkan oleh ahli-ahli pikir, yang banyak ditulis oleh para pujangga, buat sebagian besar, untuk tidak dikatakan semuanya, asal dari Plato.

Dan dia didakwa njaplak. Dulu. Oleh teman-temannya.

Tuan mungkin juga akan mengerutkan dahi  Tuan dan berpikir lama kalau ada orang yang bilang bahwa ciptaan Shakespeare tidak asli! Dan akhirnya Tuan nanti akan sependapat dengan saya bahwa apa yang dikatakan orang tadi itu agak serampangan.

Dan alangkah berat tugas kritik seni seperti yang dimaksudkan oleh Dr. Ir. Udin dalam debat dengan Mr. Nasrun. Bahwa kritik seni harus mempertimbangkan hasil-hasil pekerjaan para seniman. Kritik seni harus memperlihatkan kepada seniman mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang kuat dan apa yang lemah, apa yang asli apa yang imitasi. Barangkali yang sangat berat nantianya ialah menetapkan apa yang asli, dan apa yang imitasi. Sebab orang ada  juga yang bilang Plato plagiat dan Shakespeare tidak asli! Shakespeare banyak “hutang”!

Plato semula ingin menjadi tentara, pada umur 20 tahun berkenalan dengan Socrates. Tidak jadi ia masuk tentara. Dan selama 10 tahun menjadi pengikut Socrates. Dibelanya Socrates ketika Socrates harus menghadapi rakyat yang begitu marah! Setelah socrates meninggal, ia menerima undangan Dion dan Dionysius mendatangi Kraton Sicilia. Kemudian ia menuju Italia dan menghirup hawa Timur di Mesir, sampai Babylonia untuk kemudian kembali ke Athena, memberi pelajaran dalam Akademie. Ia meninggal dalam umur 81 tahun, pada saat sedang sibuk menulis!

Istri dan anak ia tidak punya. Tetapi ahli-ahli pikir dari seluruh dunia menerima peninggalannya!

Socrates adalah gurunya. Dan banyak ia mengutip sifat-sifat dari Solon, Sophron, Philolaus. Masih banyak juga ia mengambil pikiran mengejutkan bahwa teman-temannya saat itu mendakwa dia plagiat. Njaplak. Tetapi orang akan mengakui bahwa apa yang dikemukakan oleh Plato bukan plagiat. Sebab, kata Emerson, seorang yang besar adalah orang yang me”makan” semua seni., semua ilmu dan semuanya yang dapat diketahui oleh otak. Semua itu perlu baginya. Dan apa yang tidak perlu bagi jiwanya, adalah baik untuk menambah pengetahuannya. Ia pergi ke Italia untuk mengunyah apa yang dapat diberikan oleh Phitagoras. Dan ia ke Mesir mungkin ke Timur lagi untuk dapat memberi dan menambah elemen yang tidak ada di Eropa!

Seorang seniman besar karena sintesa. Dan sintesa itu semua keluar dalam talen. Epik, analisa, ekstase, intuisi, ironi, ada dan dapat digunakan oleh Plato. Selesailah dipikir dan dirasakan, sebelum disajikan kepada pembacanya. Sehingga pembacanya senantiasa dikejutkan oleh kebesaran kesusastraannya. Juga shakespeare dan Goethe.

HAMLET ciptaan Shakespeare, adalah Platonis. Tetapi adalah genie Shakespeare-lah ang memaksa orang untuk tidak dapat menyatakan bahwa Hamlet itu Platonis.

Seorang bernama Malone telah pernah menghitung baris-baris daripada tulisan Shakespeare bernama “Hendrik IV” . Semua tulisan itu berjumlah  6043 baris. Dari sekian itu yang 1771 baris asal dari beberapa orang penulis sebelum Shakespeare. Adapun yang 2373 baris buah ciptaannya sendiri berdasarkan dasar-dasar yang pernah diletakkan oleh para sastrawan sebelum dia. Dan hanya 1899 baris sajalah sungguh asli buah pikiran dan perasaan serta tangan Shakespeare.  Jadi jika dihitung, Shakespeare hutang 4144 baris untuk “Hendrick IV” itu.

Ketika diteliti lebih lanjut hampir tiada satu dramapun yang asli hasil ciptaan sendiri.

Tapi para ahli penyelidik tadi tidak habis mengerti mengapa hasil-hasil tulisan itu, meskipun banyak pinjamannya merupakan asli ciptaan Shakespeare.

Bagi Shakespeare sendiri bukanlah suatu hal yang penting. Apakah bahan-bahan yang diambilnya itu dari terjemahan ataukah dari overleveringeen atau hasil perjalanannya dari pikiran dan getaran hati sendiri. Semua itu bukan soal baginya. Yang pokok ialah mempersembahkan tiap intan daripada otak dan tiap bunga daripada perasaan, kepada rakyat.

Dengan ciptaannya, meskipun sebagai bahan dari pinjaman, Shakespeare dapat menguraikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenail moral, susila, wijsbegeerte, agama, dll.

Memang, seorang besar berjasa, lebih karena jiwa yang besar dan luas serta ilmu yang dalam, tinggi, serta luas daripada keaslian. Kata Emmerson lagi, kalau kita menghendaki keaslian, sepertinya laba-laba yang mengeluarkan benang aslinya dari dalam perut,  tiada orang besar yang asli.

Kesusastraan lama, banyak terpengaruh Chaucer. Dan banyak pujangga pinjam dari Chaucer. Tetapi Chaucer sendiri banyak pinjam dari Lydgete dam caxton dan dari Cuido di Colona, yang dalam epope mengenai Perang Tojaan pinjam lagi dia dari Dares Phyrigius, Ovidius, dan Statius.

Dalam pada itu banyak juga pinjaman-pinjaman dari cerita-cerita takhyul, juga Shakespeare banyak pinjam legenda, dipersembahkan mereka hasil seni gemilang dan besar yang tidak akan dilupakan orang. Untuk tidak dikatakan menjadi pegangan dan merupakan sumber-sumber kesusastraan dan kesenian yang  tidak pernah kering.

Dalam hal ini orang akan ingat cerita besar RAMAYANA dan MAHABRATA yang umurnya ratusan tahun itu dan sumbernya tidak keruan asalnya karena cerita “asli”nya tidak tertulis!

Sumber: Majalah Minggu Pagi, Nomor 7 Tahun IV, 18 Mei 1952

Plato - Shakespeare

Tinggalkan komentar