(Merdeka, 1983) Pasang Surut Dunia Teater Modern, Apa Penyebabnya?

Pasang Surut Dunia Teater Modern, Apa Penyebabnya? Dunia teater kembali punya kesan yang surut. Baik segi pementasan, pekerja teaternya, maupun pengarangnya dan yang lebih memprihatinkan, teater modern kita “miskin” penonton. Beberapa masalah telah ditanggapi olehberbagai pihak, seperti Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang menyelenggarakan Festival teater setiap tahunnya, tapi kesan kemiskinan, masih saja ada. Lalu apa…

(Suara Karya, 1983) Teater Generasi Maju, Purwokerto, Sempat Ikut Film Kereta Api Terakhir

Teater Generasi Maju, Sempat Ikut Film Kereta Api Terakhir Oleh:  Damayantie S. GENERASI MAJU, demikian kepanjangan dari GEMA. Sebuah nama kelompok teater yang berdomisili di desa yang berstatus kelurahan. Dalam ruang lingkup yang sempit di wilayah Karanglewas Lor Kecamatan Purwokerto Barat, kabupaten Banyumas, Jawa Ttengah, Generasi   mudanya yang memiliki bakat dan minat pada dunia seni…

(Merdeka, 1983) Pentas Malam Jum’at Kliwon di Magelang: Kreativitas Dituntut Selalu Hadir

Pentas Malam Jum’at Kliwon di Magelang: Kreativitas Dituntut Selalu Hadir Oleh:  Thar Lestari Sutardi BARU dan belum pernah disaksikan, sering bahkan selalu menjadi pergunjingan yang hebat. Antara yang setuju dan tidak setuju. Hal begitu lumrah, apalagi dalam kesenian dimana kreativitas dituntut untuk selalu hadir. Malam kesenian Pekan Keguruan UTM menjadi ajang untuk menghadirkan beberapa nomor…

(Indonesia, 1949) Puisi Asrul Sani: Kekasih yang Kelu

KEKASIH YANG KELU Untuk Seorang sahabat Air mata, alahlah sekali ini air mata dari hati yang mengandung durja, Dan keluhlah kekasih yang senantiasa berkisah, Tiadalah lagi senyum akan timbul karena suatu kemenangan Habislah segala kenangan – selalu pada fajar – selalu yang membawa harap. Sudah tahu, suatu kesalahan sekali Telah merobah titik asal-harap. Dan karena…

(Indonesia, 1949) Puisi Asrul Sani: Pengakuan

PENGAKUAN Akulah musafir yang mencari Tuhan Atas Runtuhan gedung dan dada yang remuk Dalam waktu tiada kenal berdiam dan samadi Serta kepercayaan pada cinta yang hilang bersama kabut pagi Akulah yang telah berperi. Tentang kerinduan akan penyeesaian yang tamat Dari manusia, dari dunia dan Tuhan Ah, bumi yang mati, Lazuardi yang kering Bagaimanakah aku masih…

(Nasional, 1962) Pong Walujo: Membentuk Federasi Teater

Membentuk Federasi Teater Oleh:  Pong Walujo   CIRI masyarakat modern ditandai salah satu diantaranya kesadaran berorganisasi. Sejak Indonesia Merdeka setiap usaha yang efisien mesti disusun dalam organisasi yang rapi. Tidak satu usahapun dapat berhasil baik dengan cara-cara yang serampangan, sentimentil, irrasional. Dari susunan kenegaraan yang paling tinggi sampai rukun tetangga yang paling bawah, tidak ketinggalan…

(Mimbar Indonesia, 1962) AD Donggo: Kemenangan di Jogjakarta,  Akhirnya Badan Pembina Teater Nasional Indonesia Terbentuk

Kemenangan di Jogjakarta:  Akhirnya Badan Pembina Teater Nasional Indonesia Terbentuk Oleh AD Donggo   Dengan menyadari bahwa seluruh kekuatan yang berada di segala bidang kegiatan dalam masyarakat sekarang memerlukan kesatuan yang lebih kompak untuk menyelesaikan revolusi nasional kita, maka di Jogjakarta sejak tanggal 29 November sampai tanggal 2 Desember 1962 baru-baru ini oleh suatu usaha…

(Tempo, 1976) Tiga Profesor dan Satu Nabi (Pementasan Teater Kecil “Nabi Kembar”

Tiga Profesor dan Satu Nabi NABI KEMBAR Karya: Slavomir Mrozek Terjemahan: Djum’an Sutradara: Arifin C. Noer Produksi: Teater Kecil *** CERITA Nabi Kembar itu intinya begini. Massa, dan juga Wali-negeri, sudah bersiap-siap menyambut seorang Nabi yang — seperti disebut dalam nubuatan — sudah waktunya muncul dan memulai misinya dari negeri itu. Walinegeri berpidato di mikrofon,…

(Horison, 1976) Bambang Bujono: Nabi Kembar Teater Kecil

NABI KEMBAR TEATER KECIL Oleh: Bambang Bujono   Pementasan “Nabi Kembar” karya Stavomir Mrozek oleh teater kecil, 28 Juni sampai 4 Juli yang lalu, mungkin oleh Sutradaranya, Arifin C. Noer, dianggap sebagai suatu latihan saja. Naskah itu sendiri, yang tertangkap dari pementasan, kira-kira bukan sebuah naskah yang memerlukan sepenuh tenaga, untuk orang macam Arifin, guna…

(Suara Karya, 1976) Ateng Winarno: “Nabi Kembar” Tidak Banyak Nasihat (pementasan Teater Kecil)

“Nabi Kembar” Tidak Banyak Nasihat Oleh:  Ateng Winarno TIDAK lebih kecuali sebuah perantara agar penguasa dan orang cerdik pandai berkumpul, berdebat, saling melempar argumen, dalam suasana yang kisruh. Itulah yang dikerjakan oleh Slavomir Mrozek dalam salah satu karyanya “Nabi Kembar” yang belum lama berselang dipentaskan di Teater Arena TIM, oleh Teater Kecil pimpinan Arifin C.…

(Sinar Harapan, 1976) “Nabi Kembar” Oleh Teater Kecil, Kaum Intelektuil dalam Ujian

“Nabi Kembar” Oleh Teater Kecil, Kaum Intelektuil dalam Ujian Oleh: Abdul Hadi WM   PERNAHKAH dalam sejarah manusia, dua nabi kembar datang bersamaan untuk menyampaikan kebenaran yang sama? Nabi-nabi selalu datang satu persatu, tidak pernah identik betul satu sama lain dan menyampaikan kebenaran yang tidak pernah persis sama. Mungkin karena jaman dan masyarakat yang harus…

(Minggu Pagi, 1954) Nurnaningsih, Sukses dalam “Krisis”,  Apakah Ia Krisis Karena Sukses?

Nurnaningsih, Sukses dalam “Krisis”,  Apakah Ia Krisis Karena Sukses? Oleh: MN   Indonesia telah bangga dengan salah satu film nasional yang dapat menandingi film luar negeri. Para pemainnya, penyelenggaranya, apalagi regiseur merangkap produsernya sangat bangga oleh sukses-nya film “Krisis” yang dapat dinikmati oleh rakyat, dari kaum desa sampai kepada kaum intelektualnya, kaum peminat dan kaum…

(Masa Kini, 1986) Indra Tranggono: Kelompok “Sampakan” Serbu TIM

Kelompok “Sampakan” Serbu TIM Oleh: Indra Tranggono SETELAH Teater Gandrik, kali ini Kelompok SAMPAKAN (berasal dari gending SAMPAK) Yogyakarta menyerbu Taman Ismail Marzuki Jakarta, mementaskan lakon komedi TAHUN MACAN, 5-6 Agustus 1986. Lakon yang banyak mengungkap realitas masyarakat kita ini ditulis oleh Puntung CM Pudjadi. Ide dasar lakon dari Aryo Khatam. Pementasan yang berlangsung di…